REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA- Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Luthfi Hasan Ishaaq, mengatakan hubungan antara pihaknya dan sekretariat gabungan partai-partai koalisi pendukung pemerintah saat ini tidak memiliki masalah dan berjalan lancar sebagaimana seharusnya. Pernyataan ini disampaikan Luthfi menanggapi stigma yang mengatakan PKS merupakan ‘anak bandel’ di dalam koalisi.

Stigma tersebut berawal dari sikap PKS yang dinilai berseberangan dengan partai-partai koalisi lainnya dalam Pansus Bank Century DPR.

Luthfi mengatakan PKS selalu bersikap sesuai dengan perjanjian politik yang telah ditandatangani saat bergabung ke dalam koalisi pendukung pemerintah. “Kita bergabung tidak dengan cek kosong, tapi ada perjanjian yang ditandatangani. Tapi, tidak semua orang membaca perjanjian itu, termasuk mereka yang mengomentari sikap PKS di dalam koalisi,” ujar Luthfi saat berkunjung ke kantor Harian Umum Republika, Jumat (18/2). “Kami punya dokumennya (perjanjian) dan selalu kami baca.”

Luthfi mengatakan, sesuai dengan pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat pembentukan sekretariat gabungan (setgab) partai-partai koalisi, setgab dimaksudkan bukan untuk menyeragamkan pendapat, namun untuk menyamakan persepsi atas masalah-masalah nasional dan fundamental. “Jadi jelas sudah. Atas dasar inilah kita bergerak,” katanya.

Ia mengatakan dengan masuknya ke dalam setgab bukan berarti ditutupnya ruang perbedaan. “Salah satu kalusul dalam perjanjian tersebut adalah menciptakan clean government dan good governance. Posisi kami dalam pansus Century dan kini pansus pajak adalah bagian dari menciptakan clean government dan good governance tersebut.”

Ia menambahkan posisi PKS terhadap SBY adalah mengantarkan SBY sampai akhir masa jabatan. “Kewajiban kami itu, bukan hanya mengantarkan, tapi juga menjaga,” ujar Luthfi.
Red: Johar Arif