Jakarta, CyberNews. Upaya untuk menjadi partai terbuka yang tidak lagi eksklusif sungguh-sungguh ditunjukan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Terbukti, setelah sebelumnya menggelar Musyawarah Nasional (Munas) di Bali, kali ini PKS menggelar Mukernas di Yogjakarta, 24-27 Februari 2011.

Seperti diketahui, kedua wilayah itu dikenal memiliki tradisi lokal yang masih kuat. Menurut Pengamat Politik Alfan Alfian pemilihan tempat acara tersebut bukan tanpa alasan. Tapi memiliki pesan khusus yang ingin disampaikan PKS ke publik.

”Ada upaya kuat dari PKS untuk menunjukan bahwa mereka entitas politik yang tidak eksklusif. Pemilihan kedua tempat itu juga bisa dimaknai bahwa PKS membuka diri dan masih memiliki nilai-nilai kultural Indonesia,” ulas Alfan Kamis (17/2).

Menariknya, menjelang Mukernas kali ini, PKS menunjukan kedekatannya dengan Sri Sultan Hamengkubowono X (HB X) dengan bertemu HB X sebelum acara dan meminta Gubernur DIY itu untuk membuka Mukernas PKS di Yogjakarta. Jika dilihat dari dimensi politik, menurut Alfan ini juga pesan khusus yang ingin disampaikan PKS.

”Artinya, PKS mendukung HB X dalam beberapa hal. Salah satunya sikap politik HB X. Dan ini bukti bahwa PKS bisa berbeda dengan SBY atau koalisi partai,” ungkap Alfan.

Pola yang dilakukan PKS dengan mendekat ke HB X ini, lanjut Alfan, bisa juga sebagai sebuah isyarat bahwa PKS sedang melakukan komunikasi politik yang tak biasa dengan HB X. Meskipun untuk bicara 2014 masih terlalu dini.

”Tapi bagaimanapun, saat ini HB X merupakan salah satu tokoh nasional yang signifikan, di luar tokoh-tokoh lain di dalam lingkaran kekuasaan. Jadi wajar kalau PKS mendekat ke HB X,” kata Alfan.

Tak jauh berbeda, pengamat politik Yudi Latif menilai mendekatnya PKS ke HB X dinilai sebagai strategi komunikasi politik. Karena HB X adalah icon Yogja dan Jawa, dan PKS akan menggelar Mukernas di DIY, maka memang sudah semestinya PKS sowan ke HB X.

”Cara itu kan memang biasa dilakukan, khususnya oleh PKS, untuk merangkul dan menangkal persepsi publik,” ujar Yudi.

Tapi yang perlu diingat, lanjut Yudi, langkah ini untuk menunjukan bahwa PKS sudah menjadi partai terbuka, sesuai amanat Munas PKS. ”Dan dengan mendekatnya PKS ke HB X bisa saja dikatakan ini merupakan sebuah isyarat atau kemungkinan kemungkinan PKS mulai melakukan penjajakan politik ke Sultan Jogja tersebut. Meskipun, tidak menutup kemungkinan, kelak PKS pun akan melakukan hal yang sama ke tokoh-tokoh lainnya,” ulas Yudi.

Selayaknya, partai politik, sambung Yudi Latif, sangat mungkin jika PKS pun memiliki agenda sendiri di luar apa yang terlihat selama ini. Apalagi, pemilu 2014 terhitung masih cukup lama. ”Kalau menurut saya, PKS akan memainkan dua hal. Pertama, jika pencapaian suaranya besar, PKS akan mencalonkan kader dari internal partainya. Tapi jika pencapaiannya kecil, PKS akan merapat dengan kekuatan politik lain atau mencalonkan tokoh di luar partainya,” pungkas Yudi.

( A Adib / CN27 / JBSM )

Sumber : Suara Merdeka