
INILAH.COM, Jakarta - Mundurnya politikus PKS Arifinto sebagai anggota DPR periode 2009-2014 menjadi preseden positif bagi politik Tanah Air. Langkah ini dapat menjadi tradisi baru bagi para pelaku politik Indonesia.
Senin (11/4) sekitar pukul 13.00 siang di ruang media gedung Nusantara I DPR RI, Arifinto didampingi Sekretaris Fraksi PKS Abdul Hakim menyampaikan pengunduran dirinya dari kursi DPR.
"Dengan seluruh kesadaran diri saya, tanpa paksaan dari siapapun, dan pihak manapun, demi kehormatan diri dan partai saya. Setelah pernyataan ini, saya akan segera mengajukan kepada partai saya untuk mundur dari jabatan sebagai anggota DPR," ujar Arifinto dalam jumpa pers di gedung DPR, Jakarta itu.
Dalam kesempatan tersebut, Arifinto berharap keputusan dirinya mundur dari kursi DPR agar dapat menjadi pelajaran bermanfaat bagi dirinya, PKS, konstituen dan anggota DPR secara keseluruhan. "Semoga ini menjadi pewarisan positif dan konstruktif bagi bangsa dan negara ini di masa yang akan datang," harapnya.
Seusai jumpa pers yang hanya berlangsung sekitar dua menit tanpa tanya jawab ini, Arifinto langsung bergegas meninggalkan lokasi. Dia tutup mulut meski diberondong beragam pertanyaan oleh sejumlah jurnalis.
Sekretaris Fraksi PKS Abdul Hakim menyebutkan kemunduran diri Arifinto dari keanggotaan DPR tanpa ada tekanan dari pihak manapun termasuk dari Fraksi PKS maupun DPP PKS. "Tidak ada tekanan dari kami. Keputusan itu bentuk dari tanggungjawab beliau," ujarnya kepada INILAH.COM sebelum jumpa pers digelar.
Dia menyebutkan, Badan Penegak Displin Organisasi (BPDO) dan Dewan Syariah tetap bekerja untuk menyelidiki kasus yang menimpa Arifinto. "BPDO dan Dewan Syariah terus bekerja menyelediki kasus ini. Kami juga akan memanggil pihak-pihak yang dianggap perlu seperti fotografer termasuk para ahli," ungkapnya.
Wakil Ketua DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Pramono Anung menilai mundurnya Arifinto dari kursi DPR merupakan preseden positif bagi DPR dan PKS. "Langkah itu baik bagi DPR dan PKS," ujarnya mengomentari kemunduran Arifinto.
Wakil Ketua DPR dari Fraksi Partai Golkar Priyo Budi Santoso juga merespon positif kemunduran Arifinto. Langkah ini, menurut Priyo menjadi pembelajaran bagi semua pihak. "Mestinya kita apresiasi. Setelah diewer-ewer kesana kemari, saya meminta semua pihak menghormati langkah beliau," katanya.
Dia menyebutkan, meski persoalan Arifinto belum tentu diputus bersalah oleh Badan Kehormatan, namun Arifinto menunjukkan sikap mundur sebagai anggota DPR.
Sementara terpisah, menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring mengapresiasi langkah yang diambil Arifinto. Dia berharap sikap ini patut dicontoh oleh pejabat. "Ini patut dicontoh oleh seluruh pejabat. Karena ada sebagian orang yang sudah gagal dan diprotes banyak pihak, masih saja bertahan", ujar Tifatul.
Mantan Presiden PKS ini mengingatkan bahwa slogan-slogan dakwah yang diusung oleh PKS, membawa konsekwensi yang cukup berat bagi semua kader. Tagkine seperti bersih, peduli dan profesional harus dibuktikan di lapangan dan tidak sekadar menjadi semboyan belaka.
"Sudah banyak pejabat-pejabat terhormat tergelincir oleh hal yang remeh-temeh dan tidak ada untungnya buat rakyat. Semoga ini kejadian yang terakhir dan tidak terulang kembali," harap Tifatul.
Kemunduran Arifinto menjadi tradisi positif bagi politik Indonesia. Para pejabat yang telah diindikasikan bersalah baik dalam kasus moral, korupsi dan penyeaahgunaan wewenang lebih baik memilih jalan yang ditempuh Arifinto.
Bagaimanapun, jabatan merupakan amanah yang harus dipertanggungjawabkan ke publik. Arifinto mengajarkan tradisi positif bagi politik Indonesia. Siapa menyusul Arifinto? [mdr]
0 komentar